Apapun yang ku punya hari ini, apapun yang telah terjadi padaku di masa lalu, yang jelas aku merasa sangat bersyukur terutama atas karunia-Nya yang telah mempertemukanku dengan sosok lelaki yang kini menjadi suamiku. Lelaki yang mulanya asing dimataku. Yang dadakan seperti... tahu bulat :p. Bagaimana tidak, Ia mendadak hadir mengisi hari-hariku. Terhitung sejak pertemuan pertama kami sampai khitbah saja hanya berjarak kurang dari 1 bulan. Kemudian saat masa-masa pendekatan kami hanya bertemu 3x lalu dipertemuan keempat, orangtuaku menerima maksudnya untuk meminangku.
Bermula dari pertemuan kami di rumahku di Limbangan. Ia datang bersama bibinya, bu Dian, yang juga merupakan tetanggaku. Aku masih ingat hari itu adalah hari minggu dan merupakan liburan singkatku sebelum ujian sidang di hari jum’atnya. Ia datang untuk bertemu mamah. Sebelum bertemu, aku diberi tahu bu Dian maksud dan tujuan Aa datang ke rumah. Ia bilang Aa berencana masuk kantor bapakku. Pada akhirnya aku bertemu dengannya dan kami pun saling berkenalan. Kami mengobrol cukup banyak meskipun lebih banyak obrolan Aa hanya dengan mamah karena mungkin nyambung tentang kantor. setelah selesai ngobrol dengan mamah, akhirnya bu dian mengajakku untuk makan siang bersama Aa di racik desa dan pada saat di sana lah kesempatan kami untuk mengobrol hal-hal yang lebih ringan. Dari ngobrol-ngobrol itu aku jadi tahu bahwa ia pernah menjadi pembimbing haji selama ia masih di Cairo sebagai mahasiswa. Ia pun cerita bahwa ia pernah bertemu bapak satu kali ketika haji 2015 saat sedang wuquf di padang Arafah. Pada saat itu tenda Noor Abika, travel yang dipimpin oleh bapakku, dengan tenda Aqso, travel tempat ia menjadi pembimbing haji, letaknya bersampingan. Mereka sendiri bertemu ketika tak sengaja berkumpul dengan pengurus haji lainnya untuk makan bersama. Bapakku mungkin tidak terlalu ngeh dengan pertemuannya dengan a iqbal saat itu. Tetapi Aa begitu mengingatnya. Tak disangka 1 tahun setelah pertemuan yang tak disengaja itu, mereka dipertemukan kembali, dalam keadaan aa memiliki maksud untuk meminang anaknya.
Dan alhamdulillah setelah khitbah pada tanggal 20 november 2016, 4 bulan kemudian kami menikah pada tanggal 19 maret 2017. Aku sangat bersyukur segala persiapan pernikahan hingga tiba hari H Allah berikan kelancaran. Hingga kini, i’m officially Mrs. Muhajir hehe. Pada saat ku menulis ini adalah 1 bulan pernikahan kami. Hari-hari yang ku jalani sebagai nyonya iqbal sangat amat kunikmati hingga saat ini. Meskipun hari-hari pernikahan kami tak selalu mulus seperti jalan tol, pasti saja ada krikil kecil yang menghalangi jalan mulus rumah tangga kami. Tapi ku nikmati setiap perjalanannya dengan penuh rasa syukur. Aku bersyukur karna dirimu adalah dirimu apa adanya. Muhammad Iqbal Muhajir yang selalu terbuka, penuh semangat, seneng ngaheureuyan, super aktif hingga tak jarang bikin rusuh dan panik tapi tetep super care dan romantisss :).
Aku bersyukur karna segala sesuatunya Allah mudahkan dalam setiap proses penyatuan kami terutama dalam mempersatukan keluarga besar kami. Tak disangka ternyata dengan bersatunya aku dan Aa membuat hubungan kekerabatan keluarga kita makin erat which is kami sebetulnya sodara jauh. Kenapa sodara jauh, ya kalo diceritakan lumayan panjang juga. Ya intinya kami masih ada ikatan saudara lah wkwk.
Memang jodoh itu misteri. Tak tahu kapan datangnya dan tak tahu dengan siapa akhirnya. Hingga ketika datang waktunya, kita tak menyangka dialah orangnya. Begitu pula aku dan suamiku. Mulanya kami sama-sama tak saling mengenal bahkan bertemu pun belum pernah. Namun atas kehendak-Nya, kami bisa bertemu dan kemudian menjadi pasangan suami-istri. Untuk saling melengkapi segala kurang kami. Untuk saling menjaga satu sama lain. Untuk membangun rumah tangga. Bersama sehidup, sesyurga... Aamiin. :)
Dan alhamdulillah setelah khitbah pada tanggal 20 november 2016, 4 bulan kemudian kami menikah pada tanggal 19 maret 2017. Aku sangat bersyukur segala persiapan pernikahan hingga tiba hari H Allah berikan kelancaran. Hingga kini, i’m officially Mrs. Muhajir hehe. Pada saat ku menulis ini adalah 1 bulan pernikahan kami. Hari-hari yang ku jalani sebagai nyonya iqbal sangat amat kunikmati hingga saat ini. Meskipun hari-hari pernikahan kami tak selalu mulus seperti jalan tol, pasti saja ada krikil kecil yang menghalangi jalan mulus rumah tangga kami. Tapi ku nikmati setiap perjalanannya dengan penuh rasa syukur. Aku bersyukur karna dirimu adalah dirimu apa adanya. Muhammad Iqbal Muhajir yang selalu terbuka, penuh semangat, seneng ngaheureuyan, super aktif hingga tak jarang bikin rusuh dan panik tapi tetep super care dan romantisss :).
Aku bersyukur karna segala sesuatunya Allah mudahkan dalam setiap proses penyatuan kami terutama dalam mempersatukan keluarga besar kami. Tak disangka ternyata dengan bersatunya aku dan Aa membuat hubungan kekerabatan keluarga kita makin erat which is kami sebetulnya sodara jauh. Kenapa sodara jauh, ya kalo diceritakan lumayan panjang juga. Ya intinya kami masih ada ikatan saudara lah wkwk.
Memang jodoh itu misteri. Tak tahu kapan datangnya dan tak tahu dengan siapa akhirnya. Hingga ketika datang waktunya, kita tak menyangka dialah orangnya. Begitu pula aku dan suamiku. Mulanya kami sama-sama tak saling mengenal bahkan bertemu pun belum pernah. Namun atas kehendak-Nya, kami bisa bertemu dan kemudian menjadi pasangan suami-istri. Untuk saling melengkapi segala kurang kami. Untuk saling menjaga satu sama lain. Untuk membangun rumah tangga. Bersama sehidup, sesyurga... Aamiin. :)
Comments
Post a Comment