Skip to main content

Being Teacher is Really Fun!

Sudah sekitar 2 minggu ini saya menjalani profesi sebagai guru 'dadakan'. Ya, dadakan. Karna hampir setiap tiba waktu ngajar, saya selalu memberikan materi dadakan alias tanpa persiapan. Saya hanya bermodalkan pengetahuan tentang pelajaran SD yang masih tersisa dimemory otak saya. Meskipun yang saya ingat hanyalah tulisan ceker ayam yang tertulis di catatan saya ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. FYI, sekarang saya mengajar murid kelas 6 SD di rumah pintar (rumah yang disediakan untuk anak-anak di kampung saya untuk belajar dan les gratis) di dekat rumah saya. Sampai saat ini, saya masih heran,
kok bisa ya saya sampai bisa ngajar. Padahal sebelumnya tak pernah terpikirkan sedikit pun untuk mencoba mengajar, setidaknya dalam waktu dekat, mengingat

kesibukan saya di himpunan yang membuat waktu, pikiran, dan tenaga saya tersita dengan sadisnya. Bukan karna itu saja, saya pun masih merasa minder untuk mengajar karena ilmu saya yang masih ecek-ecek serta sikap saya yang mudah grogi jika berbicara di depan orang yang tidak dikenal, sekalipun masih anak-anak. makanya saya sempat berpikir untuk tidak mengajar dalam waktu dekat agar saya bisa mempersiapkan diri dulu matang-matang sebelum membagikan ilmu saya kepada orang lain. Tapi kini kenyataannya, saya direkrut menjadi relawan yang harus bisa mengajarkan apa yang saya bisa untuk murid-murid saya di rumah pintar. Meskipun cara penyampaian, sikap, dan kemampuan saya tidak sehebat guru 'asli' tapi saya mencoba melakukan yang terbaik untuk mereka. Ya maklum lah kalau saya masih canggung dan gugup ketika mengahadapi mereka, toh belum berpengalaman hehehe.

Semua berawal dari ajakan mama saya untuk menemani beliau serta ibu dari rumpin (rumah pintar) untuk belanja buku ke rumah buku yang berlokasi di Jl. W. R. Supratman No. 96. Sebelumnya saya sempat menolak ajakan beliau karena dihari yang sama, saya harus menghadiri diklat jurnalistik di kampus saya. Namun karna suatu hal saya tidak bisa menghadiri acara tersebut. Akhirnya saya pun memutuskan untuk ikut mama ke rumah buku. Yah, daripada merana tanpa gawe di rumah, mending  menghibur diri dengan hunting buku-buku. Apalagi tanpa mengorbankan ongkos makan saya selama dua minggu alias dibayarin mama hihi. 


Seperti yang dikatakan mama sebelumnya, beliau mengajak ibu dari rumpin yang kerap dipanggil bu Dian. Siapakah bu Dian itu? Beliau adalah wanita beranak satu yang mengelola rumah pintar. Selain itu juga beliau merupakan sosok hebat dibalik kemajuan rumah pintar. Bagaimana tidak, selama kurang dari 1 tahun, rumpin sudah banyak mengalami perkembangan. Hal tersebut tak lepas dari peran bu Dian yang begitu gigih dalam mencari donatur baik itu lewat teman-temannya maupun selain dari itu.  Tanpa wanita yang energik dan ceria ini mungkin rumah pintar tidak akan pernah ada.. *Cieelah lebay* Beuh, serius!



Hunting buku @rumah buku :)

Kembali ke cerita, mamah saya mengajak bu Dian. Otomatis saya pun berkenalan dengan beliau. Selama perjalanan menuju ke rumah buku, kami banyak berbincang panjang lebar mengenai berbagai hal. Meskipun yang lebih nyerocos disini adalah beliau tapi perbincangan kami cukup menarik karena ketika bercerita, beliau selalu ekspresif dan tidak kaku, membuat saya nyaman berbincang dengannya lama-lama padahal kami baru saja berkenalan. Sampai akhirnya beliau menceritakan tentang rumah pintar lalu menawarkan kepada saya untuk menjadi relawan disana. Yah, itung-itung latihan ngajar sambil mengabdi pada masyarakat juga, pikir saya. Tak ada salahnya untuk mencoba kan. Dan kebetulan saya punya banyak waktu luang karena sekarang sedang libur panjaaaaang sampai akhir Agustus. Tapi risikonya jika sudah masuk kuliah, saya harus bulak-balik Limbangan-Bandung setiap minggu untuk mengajar anak-anak didik saya. Ditambah lagi risiko mengalami rasa lelah karena perjalanan. Pikiran-pikiran negatif pun bermunculan. Takut tak bisa membagi waktu dengan kegiatan himpunan lah, takut ga bisa ngerjain tugas kuliah dengan maksimal lah, takut ini, takut itu, bla..bla... Tapi pemikiran-pemikiran negatif saya sirna ketika menyaksikan mereka yang begitu giat dalam menimba ilmu. Siapa lagi kalo bukan murid-murid saya di rumpin. Mereka adalah Fitri, Sonia, dan Wafa. Ya, saya kebagian mengajar ketiga perempuan yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini. Ketika saya di kelas dan mengajar, saya merasa sangat senang entah mengapa. Rasanya mereka membuat saya lebih bersemangat dan membuat hidup saya jadi lebih berwarna. Apalagi ketika melihat murid-murid saya ini yang begitu antusias ketika manerima materi. Terlihat dari kesungguhan mereka ketika mengerjakan soal latihan yang saya berikan dan juga berbagai pertanyaan yang mereka lontarkan mengenai materi yang bersangkutan. Mereka membuat saya bersemangat dan termotivasi untuk menjadi guru yang lebih baik dan tentunya menjadi guru yang hebat. Yang bisa membawa mereka menuju prestasi gemilang. Being teacher is really fun! :)


Comments

Popular posts from this blog

Politik dan Kimia : Mengenal Antoine Laurent de Lavoisier

Antoine Laurent Lavoisier Bagi Anda yang masih ingat dengan mapel kimia kelas X materi Hukum-hukum Dasar Kimia mungkin tidak asing dengan Hukum Lavoisier.  Hukum yang juga dikenal sebagai hukum kekekalan massa ini tak akan pernah sampai pada kita tanpa kerja keras seorang ilmuan Perancis yang bernama Antoine-Laurent de Lavoisier .  Bunyi hukumnya sendiri tentu tercantum dalam buku-buku Kimia namun jarang yang mengenalkan siapa sebenarnya seseorang dibalik Hukum tersebut bahkan sama guru saya sendiri waktu masih di bangku sekolah. Berhubung saya (dulunya) males baca, jadi saya baru kepo tentang beliau (baca : Lavoisier) setelah dosen saya ngejelasin sekilas tentang perjuangannya untuk memperoleh kesimpulan bahwa "Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama". Dari situ, saya terkesan betapa jeniusnya Mr. Lavoisier ini.  Menurut saya pribadi, sejarah tentang pencapaian seorang ilmuan dalam menemukan sesuatu itu perlu juga diketahui oleh kita terutama bagi siswa

Review Standar Kompetensi Lulusan Berdasarkan Permendikbud No. 54 tahun 2013

Pendidikan merupakan komponen penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tentunya merupakan hasil dari pendidikan yang dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas baik dari segi kepribadian, pemikiran, dan keterampilan. Upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mencetak manusia-manusia yang berkualitas yaitu dengan melaksanakan pendidikan yang berlandaskan pancasila dan UUD yang kemudian dijabarkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang fungsi pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mula, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Curhat Kekimiaan: Apa yang Dipelajari dalam Ilmu Kimia?

Tak sedikit orang yang ketika mendengar kata kimia langsung merasa ngeri dengan segala teori dan konsep-konsepnya. Namun tak jarang juga orang-orang menyukai salah satu cabang sains ini. Bahkan ilmu ini memang perlu dipelajari oleh semua orang karena keterkaitannya yang begitu erat dengan kehidupan sehari-hari.  Kalau dipikir-pikir, segala yang ada dimuka bumi ini mulai dari hal kecil hingga besar, dari konvensional hingga modern, dari yang biasa hingga luar biasa sekalipun, semuanya merupakan cakupan ilmu kimia. Lalu apa itu kimia? kimia itu simpelnya merupakan ilmu yang mempelajari tentang materi. Materi  sendiri adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ya materi itu misalnya seperti barang-barang yang dapat kita indrai. Buku, pensil, kaca, kursi, meja, daun, ranting, tanah, bahkan diri kita sendiri merupakan materi. Materi tersusun atas partikel penyusun materi diantaranya atom, molekul, atau ion. Pada dasarnya yang dipelajari dari kimia ad