Hidup bahagia adalah impian setiap manusia. Tak jarang untuk mendapatkan kebahagian, seseorang melakukan berbagai cara supaya dirinya betul-betul merasa bahagia. Namun sayangnya kebanyakan manusia salah mengartikan kebahagiaan. Banyak orang berfikir kebahagian bisa didapat bisa lewat harta, kekuasaan, kecantikan/ketampanan, berfoya-foya, sampai-sampai ada yang mencari kebahagiaan hingga berujung pada perbuatan keji seperti membunuh, minum-minum, mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Naudzubillah... Jadi apa sebetulnya arti sesungguhnya dari kebahagiaan?
Ciri mukmin yang bahagia adalah ketika ditimpa cobaan ia bersabar sedangkan ketika diberi kenikmatan ia bersyukur.
Setiap manusia pastilah tidak ada yang tidak pernah mendapatkan ujian dalam hidupnya. Begitu pula seorang mukmin. Sekalipun ia mencoba untuk menghindari cobaan/ujian dariNya, ia tidak akan pernah bisa karena segala sesuatu yang menimpanya tidak akan meleset jika memang sudah ketetapan Allah. Tiap mukmin mendapatkan ujian meskipun berbeda-beda kadarnya sesuai dengan tingkat keimanannya. Semakin ia beriman, maka semakin berat pula ujian yang menimpanya. Jadi jika Allah berikan cobaan kepadamu, berarti Dia sedang ingin menaikkan derajatmu. Seperti apa yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan utusan Allah, seorang mukmin yang paling mulia disisi-Nya yang sudah dijamin akan masuk syurga, sudah barang tentu beliau mendapatkan berbagai tantangan dalam kehidupan dakwahnya hingga ia pun diangkat derajatnya menjadi orang yang mulia di mata Allah karena telah melewati berbagai ujianNya.
Seorang mukmin sejati sudah sepatutnya selalu berbahagia karna merasa cukup dengan memiliki Allah dihatinya. Maka sangat tidak pantas bagi seorang hamba Allah bersedih hati karna ada Rabbnya yang senantiasa mencukupkan segala kebutuhannya. Untuk itu perlulah kita sebagai muslim untuk senantiasa berhusnudzon pada Yang Maha Kuasa. Jika berhusnudzon pada Allah maka Allah akan datangkan kebaikan sedangkan jika su'udzon pada-Nya maka Dia akan datangkan keburukan sesuai dengan firman-Nya yang artinya
"Aku bersama prasangka hambaKu"
Sadari bahwa rezeki kita bisa ditahan atau dibentangkan/dilancarkan tergantung pada prasangka kita pada Allah. Jika kita berdoa pada Allah supaya dibentangkan rezeki kita dan selalu yakin bahwa Allah adalah Maha Membentangkan rezeki maka Dia akan bentangkan rezekimu.
Kadangkala seorang mukmin mengalami penurunan iman sehingga malas dalam mengerjakan ibadah. Maka dari itu selalulah minta taufik (kemudahan) kepada Allah supaya kita dapat merasa ringan dalam melaksanakan ibadah sunah. Minta juga pada-Nya supaya kita kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai ujian-Nya.
Allah memberikan sesuatu persis sesuai dengan perkataan dan ucapan kita maka dari itu, hati-hatilah dalam berucap juga pilihlah ucapan yang baik ketika berdoa. Karna tanpa disadari ketika kita berkata buruk terhadap diri kita sendiri, bisa jadi kita malah mendoakan keburukan untuk kita.
(ditulis setelah mengikuti kajian dari Ustadzah Haneen Akira, 5 Agustus 2017)
Ciri mukmin yang bahagia adalah ketika ditimpa cobaan ia bersabar sedangkan ketika diberi kenikmatan ia bersyukur.
Setiap manusia pastilah tidak ada yang tidak pernah mendapatkan ujian dalam hidupnya. Begitu pula seorang mukmin. Sekalipun ia mencoba untuk menghindari cobaan/ujian dariNya, ia tidak akan pernah bisa karena segala sesuatu yang menimpanya tidak akan meleset jika memang sudah ketetapan Allah. Tiap mukmin mendapatkan ujian meskipun berbeda-beda kadarnya sesuai dengan tingkat keimanannya. Semakin ia beriman, maka semakin berat pula ujian yang menimpanya. Jadi jika Allah berikan cobaan kepadamu, berarti Dia sedang ingin menaikkan derajatmu. Seperti apa yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan utusan Allah, seorang mukmin yang paling mulia disisi-Nya yang sudah dijamin akan masuk syurga, sudah barang tentu beliau mendapatkan berbagai tantangan dalam kehidupan dakwahnya hingga ia pun diangkat derajatnya menjadi orang yang mulia di mata Allah karena telah melewati berbagai ujianNya.
Seorang mukmin sejati sudah sepatutnya selalu berbahagia karna merasa cukup dengan memiliki Allah dihatinya. Maka sangat tidak pantas bagi seorang hamba Allah bersedih hati karna ada Rabbnya yang senantiasa mencukupkan segala kebutuhannya. Untuk itu perlulah kita sebagai muslim untuk senantiasa berhusnudzon pada Yang Maha Kuasa. Jika berhusnudzon pada Allah maka Allah akan datangkan kebaikan sedangkan jika su'udzon pada-Nya maka Dia akan datangkan keburukan sesuai dengan firman-Nya yang artinya
"Aku bersama prasangka hambaKu"
Sadari bahwa rezeki kita bisa ditahan atau dibentangkan/dilancarkan tergantung pada prasangka kita pada Allah. Jika kita berdoa pada Allah supaya dibentangkan rezeki kita dan selalu yakin bahwa Allah adalah Maha Membentangkan rezeki maka Dia akan bentangkan rezekimu.
Kadangkala seorang mukmin mengalami penurunan iman sehingga malas dalam mengerjakan ibadah. Maka dari itu selalulah minta taufik (kemudahan) kepada Allah supaya kita dapat merasa ringan dalam melaksanakan ibadah sunah. Minta juga pada-Nya supaya kita kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai ujian-Nya.
Allah memberikan sesuatu persis sesuai dengan perkataan dan ucapan kita maka dari itu, hati-hatilah dalam berucap juga pilihlah ucapan yang baik ketika berdoa. Karna tanpa disadari ketika kita berkata buruk terhadap diri kita sendiri, bisa jadi kita malah mendoakan keburukan untuk kita.
(ditulis setelah mengikuti kajian dari Ustadzah Haneen Akira, 5 Agustus 2017)
Comments
Post a Comment